2024; kesempatan tuk belajar

Harus menghabiskan beberapa menit untuk menyusun paragraf pembukaan tulisan akhir tahunku kali ini. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, aku selalu mengusahakan untuk merangkum seluruh peristiwa yang terjadi di akhir tahun untuk menjadi tulisan dan diunggah di sini. 

Tulisan akhir tahun kali ini aku tulis di depan sungai kecil yang dikelilingi dengan bukit. Semoga kamu bisa membayangkan keindahannya, ya. Rasanya ingin memohon agar waktu berhenti atau setidaknya berjalan lebih pelan agar bisa lebih lama di sini. 


Tahun 2024 nggak bisa kubilang baik-baik aja, tapi semua yang terjadi nyatanya tetap bisa kuhadapi. Meski sambil terseok-seok dan ingin menyerah di tengah jalan, aku tetap memilih untuk berjalan, meski pelan-pelan. 

Dari awal tahun, aku merasa lahir kembali menjadi diriku yang selama ini hilang ntah ke mana. Mamah, bapak, dan teman-teman saling menguatkan untuk menuntunku “pulang”. Karena temponya pelan-pelan, wajar bila waktu terasa lama sekali. Tapi karena kehadiran orang-orang tersayang, sabar ku pilih, untuk jalani semua. Allah Maha Baik, semuanya dimudahkan bahkan rasanya bulan-bulan awal 2024 aku bisa tertawa dengan lepas. 



Nggak cuma itu, Allah juga mengizinkan aku untuk mencoba hal-hal yang seru, bertemu orang-orang keren, bahkan mencentang beberapa wishlistku yang dulu cuma sebatas angan-angan saja. 




Kalau diingat-ingat bahkan aku bisa bertemu dengan Kunto Aji yang selama ini lagunya kuputar selama kerja. Bukan cuma sekali, aku bisa bertemu dia di tahun ini sampai lima kali. Menurutku dari banyaknya pertemuan itu, yang paling spesial adalah aku bisa mengucapkan langsung terima kasihku.

“Terima kasih ya mas sudah menciptakan lagu-lagu yang bagus sekali. Saya percaya karya yang dibuat sepenuh hati pasti akan menemukan penikmatnya sendiri-sendiri. Semoga ke depannya semakin banyak karya yang dibuat,”ucapku sambil melambaikan tangan.

Tanganku disambutnya sambil tatapan mata yang berkaca-kaca ia menjawab, ”Ah sweet sekali, pesan-pesan manis seperti ini yang bikin semangat untuk terus berkarya lebih jauh,” jelasnya.

Beberapa pertunjukkan musik, festival film, dan momen-momen lainnya terkadang aku nikmati begitu saja tanpa merogoh kocek—iya, mengandalkan kartu persku. Meski begitu, aku tetep harus menulis liputan, yang terkadang justru aku nikmati sebagaimana adanya. Karena dengan wawancara narasumber, aku bisa belajar banyak hal dari orang baru, melontarkan pertanyaan-pertanyaan dari rasa penasaranku, dan bahkan aku bisa jadi lebih bersyukur di kehidupanku yang begini adanya. 


Ada momen di mana aku merasa ambisi dan amarahku memuncak saat negara ini tidak baik-baik saja. Nggak cuma diam, aku bahkan sampai ikut ke Senayan. Berteriak di kerumunan orang-orang yang nggak aku kenal—tapi aku tahu kita punya satu prinsip yang sama. Nggak berhenti sampai di situ, di tahun ini juga akhirnya aku bisa langsung salim dengan Bu Sumarsih, yang selama ini cuma ku tahu dari artikel dan video streaming. Sambil menata hati, kepulanganku ke Jogja menjadi lebih ada nyawanya karena momen-momen itu. 

Selain itu, di tahun ini aku beberapa kali ikut pengawasan KPAI. Bertemu langsung dengan korban pelecehan seksual, berkunjung ke pemakaman korban bullying, hingga menemui para polisi untuk menuntut kasusnya agar cepat ditangani. Semua hal yang aku lihat dan rasakan langsung, seakan dikasih begitu saja secara percuma dari Allah agar bisa belajar dan belajar. 


Tahun ini aku rasa Allah lagi memberiku kesempatan untuk “remidi” di tahun sebelumnya. Meskipun nggak semuanya sesuai rencana dan harapanku, alhamdulillahnya ada sisa ruang penerimaan yang bisa dipilih. Aku rasa semua-mua kekuatan, kesehatan, dan keikhlasan yang kupilih berasal dari doa keluarga dan temen-temenku tersayang. Terima kasih, ya. 


Strength I can't explain, but I know it's from Allah. Alhamdulillah.💓



Kalau boleh jujur, sebenarnya aku sedikit gelisah dan cemas untuk menyambut tahun yang baru. Namun, bukankah hal itu yang menggambarkan kalau kita sejatinya cuma manusia biasa. Bismillah, selama masih diberi kesempatan untuk bernafas, semoga Allah mudahkan dan lapangkan setiap jalan yang aku pilih. Doa yang sama untuk kamu yang membaca tulisan ini juga. 




wish me luck


Nadhifah Azhar

Komentar