KE PSIKOLOG PENULIS DI LINGGOASRI
Saat
detik selesai melihat jadwal awal November yang masih kosong,aku akhirnya
meng-iya-kan ajakan Rifa untuk mengikuti Kemah Menulis yang diadakan oleh
Mojok.co. Lokasinya yang berada di Pekalongan, membuat aku jauh lebih semangat,
sambil main pikirku.
Yang
kami lupa dan sedikit agak drama adalah KITA NGGA TAU HARUS KE PEKALONGAN NAIK
APA! Iya semisal Pekalongan kota mah enak gitu ya, masalahnya lokasi kemah
menulis ini nun jauh dari padetnya jalanan kota Pekalongan. Dari google maps yang
aku lihat jaraknya hampir 2 jam dari pusat kota, sedangkan jika kita naik
travel, hanya menyediakan jasa antar sampe Polonawen (salah satu daerahdi pusat
kota Pekalongan)
“Semisal
minta dianter sampai Alun-Alun Kajen, nambah berapaya Pak?” Tanya saya
“wah
jauh juga ya, nambah Rp 100.000 Mba.” Kata Bapak yang saya chat waktu itu
((wah
segitu mah mending dipake buat wisata kuliner dan belanja batik hehe))
“Oke,
kita pake bis aja. Bismillah.” Kataku ke Rifa
Setelah
ada acara kampus, dan mengurusi ke-hectic-an laporan PLP, aku menerobos
kemacetan Jogja di siang hari ke travel Rama Sakti yang berlokasi di daerah
Tugu. Sekitar 5 menit, Rifa nyampe dan kita langsung berangkat ke Pekalongan.
Diatas
travel, antara tenang lega dan ngga juga sih, karena disaat yang sama kita
masih ngga tau harus sampe LinggoAsri pakai apa- dan fyi aja ya kita sampe Kota
Pekalongan aja jam 10 malem, ngga mungkin dong ada bis jam segitu.
Setelah
beberapa jam berselancar di alam mimpi, Rifa bilang kalau ada yang mau nebeng-in
kita dari Kota ke Linggoasri. Usut punya usut, beliau itu salah satu dosen di
salah satu universitas yang ada di Pekalongan yang juga ikut kemah menulis ini.
Beliau bawa mobil berangkatnya, dan tau ngga ini orang baiknya kelewat batas
karena beliau sengaja berangkat malem karena nungguin kita-dimana itu
ngelewatin 2 materi yang udah mulai sejak maghrib. Kita akhirnya ketemu di
depan indomaret, katanya sih Linggoasri masih sekitaran 1 jam setengah dari
situ.
Akhirnya
kita sampai dan semuanya dimulai dari sini
Ekspetasiku
dari sebelum berangkat ke Pekalongan emang udah tinggi banget, terlebih
bener-bener hamper 3-4 bulanan aku juarang banget nulis dan sekalinya pengen
nulislagi, selalu ngerasa ngga sreg dan akhirnya nutup laptop. Jadi mungkin
dengan cara mengikuti pelatihan ini, jarijariku terpancing lagi untuk menari di
keyboard laptoku.
Selama
materi berlangsung, bener-beneraku perhatiin sepenuh hati, ngga sempet megang
hp, dan kondisi lingkungan yang sejuk ditambah suara-suara burung yang ngebuat
suasana nya syahdu banget.
Bertemu
dengan para orang-orang yang unik, dari anak mahasiswa baru sampai ada ibu-ibu
yang udah agak sepuh yang aktif banget. Dan ngga Cuma aku yang dari luar
Pekalongan ternyata, ada yang jauh-jauh dari Jambi, Bandung, Surabaya.
Banyak banget pembelajaran dan quote-quote yang aku dapetin selama pelatihan kali ini, dari yang kocak sampe bangkitin semangat kita untuk terus menulis. Beberapa coba ya aku tulis.
“Kita
kelamaan mikirin kalau ingin nulis tulisan bertema”wah” sampai kita lupa kalau
tulisan tulisan bertema hal kecil disekitar kita bisajadi tulisan yang wah”
“Menulislah
hal yang bikin kamu suka, jadi diri kamu sendiri dan tentunya yang bisa kamu
tulis.”
“Tulis
secepat mungkin, jangan dipendem.”
“Sekalipun
tidak bercita-citamenjadi seorang penulis. Ingat, menulis ituadalah suatu
kewajiban.”
“Isi
tulisan itu lebih penting ketimbang gaya tulisan.”
“Teknik
menulis paling fundamental adalah perspektif.”
“puncak
dariberlatih menulis adalah mengekspresikan rasa, cinta, dan aroma. karena yang
ketiga itu sifatnya abstrak dan relative.”
“Penulis
itu udah capek, jadi jangan deh nanyain penjelasan bukunya bercerita tentang
apa.”
“yang
terpenting prinsip-prinsipliterasi kita pegang, ga usah diperbandingkan dengan
apapun dan siapapun.”
“orang
yang mau nulis tentunya harus suka baca.”
“ngga
Cuma referensi tulisan bagus yang wajib bagi para penulis, tapi patner literasi
juga ga kalah penting untuk saling berbagi dan menguatkan.”
“karakter
tulisan itu ibarat bunga, proses menulisnya itu layaknya batang dari sebuah
pohon.”
“Menulislah,
karena semakin bertambahnya hari,umur akan berubah, permasalahan akan lebih
kompleks, dan semuanya ngga bisa diulang untuk kesekian kalinya. Jadi kenang
lewat tulisanmu.”
Itu
dia beberapa quote dari Mas Puthut EA dan Mas Fawwaz, penulis senior yang telah
menyadarkan saya betapa pentingnya untuk menulis. Seperti yang pernah saya
tulis di line:
“Tak
usah berekspetasi atas tulisanmu, menulis ya menulis! Karena percaya deh, tulisan
itu akan bertemu dengan jodohnya sendiri, pembacanya sendiri.”
Saat hari terakhir di Pekalongan, sengaja karena baru dijemput maghrib oleh travel, akhirnya kita mbolang untuk menikmati Kota Pekalongan. Belanja batik salahsatunya.
Saat hari terakhir di Pekalongan, sengaja karena baru dijemput maghrib oleh travel, akhirnya kita mbolang untuk menikmati Kota Pekalongan. Belanja batik salahsatunya.
Semoga saja semangatnya
tidak padam untuk menulis, untuk teman-teman juga ya!
Salam,
Nawa
Komentar
Posting Komentar