#MONDAYREVIEW AGAMA DI POLITIKMU
[Tidak ada yang benar benar bersih di dalam dunia politik.]
Baru kali ini ya konten di blog aku agak keliatan berat hehe, tapi sebenarnya biasa aja sih. Ini menurut opiniku saja, literally karena yang lagi booming dan pengalaman pribadi, kek kehilangan sesuatu aja kalau aku ngga nyalurin pendapat aku dan cerita aku di blog hihi.
Jadi akhir akhir ini Indonesia rame sekali berdebat masalah pilkada di suatu daerah. Krusial sekali rasanya, karena daerah tersebut adalah ibu kota, dan pastinya sangat ber-efek pada nasional juga. Yang bikin semuanya heboh adalah perbedaan antara calon gubernurnya mencolok sekali, yaitu Agama. Dan sebelumnya salah satu cawagub terkena salah satu kasus diakibatkan dugaan "penistaan agama".
Saya selaku muslimah juga merasa sangat sedih jika kitab yg selalu saya tuju dikala gundah disebut sebagai pedomab yg salah (karena menyuruh memilih pemimpin yg bergama Islam), tapi jujur ngga pernah berfikiran kalau ternyata efeknya sangat luar biasa bagi masyarakat Indonesia.
Terasa sekali perbedaan dan saling ejek-mengejek di media sosial, sedih rasanya membaca kata kata yang "nyelekit", bahkan ulama ulama pun mereka hina.
Jujur saya tidak pintar di dalam dunia politik, ya apalah arti saya, mahasiswi semester dua hehe. Tapi jikalau saya tinggal di Jakarta dan harus memilih, tentu saya akan memilih pemimpin yg seiman dengan saya. Tidak lagi melihat visi misi dan proker proker yang mereka janjikan, melainkan karena kewajiban saya sebagai seorang muslimah harus menjalankan apa apa yg sudah Allah tetapkan di dalam Al-Qur'an.
Lega rasanya waktu Nisa ngabarin saya jika Bapak AB terpilih menjadi pemenang dari hasil quick count. Meskipun saya tidak memilih, tapi lega. Jarak jumlah pemilihnya pun lumayan meskipun tidak lebih dari 10%, Alhamdulillah setidaknya para muslim dan muslimah menjalankan kewajibannya.
Tiba tiba pagi pagi tadi, sambil ngopi dan ngobrol sama bapak dan mamah, mereka bilang kalau Bapak AB tempo hari datang ke wilayah rumah saya, berkunjung ke salah satu Kyai NU yang diagung agungkan namanya dan dipercaya beliau bisa berkomunikasi dengan makhluk makhluk ghaib ya you know what I mean lah.
"Kemarin pak AB ke Mbah B loh teh" Mamah said
"Lah ngapain?ko bisa kenal?wkwk"
"Ya biasa minta bantuan, orang katanya yg kemarin itu udah ketiga kalinya kesini."
"Ha iya?"
"Iya yg pertama kali dateng, malah dibawa sama Mbah B ke pantau Ngobaran gitu."
"Ealah"
"Makanya menang yak wkwk"
Seketika entah mengapa aku langsung illfeel hehe, entahlah hmm kecewa sih. But memang kebanyakkan orang orang berpolitik seperti itu kan? Seperti sudah menjadi rahasia umum mereka meminta bantuan kepada yg begituan.
Semoga yang baca tulisan ini, dan kepada diriku sendiri, kita sama sama menjadi Kholifah yang baik ya, baik didalam urusan dunia dan akhirat, menjalankan amanah dengan sebaik baiknya, dan tak menghalalkan semua cara demi kekuasaan.
Semoga gubernur Jakarta yang terpilih bisa menjalankan amanah dengan baik, sesuai dengan syariat agama, InshaAllah pak Allah selalu merahmatimu. Semoga ;")
Baru kali ini ya konten di blog aku agak keliatan berat hehe, tapi sebenarnya biasa aja sih. Ini menurut opiniku saja, literally karena yang lagi booming dan pengalaman pribadi, kek kehilangan sesuatu aja kalau aku ngga nyalurin pendapat aku dan cerita aku di blog hihi.
Jadi akhir akhir ini Indonesia rame sekali berdebat masalah pilkada di suatu daerah. Krusial sekali rasanya, karena daerah tersebut adalah ibu kota, dan pastinya sangat ber-efek pada nasional juga. Yang bikin semuanya heboh adalah perbedaan antara calon gubernurnya mencolok sekali, yaitu Agama. Dan sebelumnya salah satu cawagub terkena salah satu kasus diakibatkan dugaan "penistaan agama".
Saya selaku muslimah juga merasa sangat sedih jika kitab yg selalu saya tuju dikala gundah disebut sebagai pedomab yg salah (karena menyuruh memilih pemimpin yg bergama Islam), tapi jujur ngga pernah berfikiran kalau ternyata efeknya sangat luar biasa bagi masyarakat Indonesia.
Terasa sekali perbedaan dan saling ejek-mengejek di media sosial, sedih rasanya membaca kata kata yang "nyelekit", bahkan ulama ulama pun mereka hina.
Jujur saya tidak pintar di dalam dunia politik, ya apalah arti saya, mahasiswi semester dua hehe. Tapi jikalau saya tinggal di Jakarta dan harus memilih, tentu saya akan memilih pemimpin yg seiman dengan saya. Tidak lagi melihat visi misi dan proker proker yang mereka janjikan, melainkan karena kewajiban saya sebagai seorang muslimah harus menjalankan apa apa yg sudah Allah tetapkan di dalam Al-Qur'an.
Lega rasanya waktu Nisa ngabarin saya jika Bapak AB terpilih menjadi pemenang dari hasil quick count. Meskipun saya tidak memilih, tapi lega. Jarak jumlah pemilihnya pun lumayan meskipun tidak lebih dari 10%, Alhamdulillah setidaknya para muslim dan muslimah menjalankan kewajibannya.
Tiba tiba pagi pagi tadi, sambil ngopi dan ngobrol sama bapak dan mamah, mereka bilang kalau Bapak AB tempo hari datang ke wilayah rumah saya, berkunjung ke salah satu Kyai NU yang diagung agungkan namanya dan dipercaya beliau bisa berkomunikasi dengan makhluk makhluk ghaib ya you know what I mean lah.
"Kemarin pak AB ke Mbah B loh teh" Mamah said
"Lah ngapain?ko bisa kenal?wkwk"
"Ya biasa minta bantuan, orang katanya yg kemarin itu udah ketiga kalinya kesini."
"Ha iya?"
"Iya yg pertama kali dateng, malah dibawa sama Mbah B ke pantau Ngobaran gitu."
"Ealah"
"Makanya menang yak wkwk"
Seketika entah mengapa aku langsung illfeel hehe, entahlah hmm kecewa sih. But memang kebanyakkan orang orang berpolitik seperti itu kan? Seperti sudah menjadi rahasia umum mereka meminta bantuan kepada yg begituan.
Semoga yang baca tulisan ini, dan kepada diriku sendiri, kita sama sama menjadi Kholifah yang baik ya, baik didalam urusan dunia dan akhirat, menjalankan amanah dengan sebaik baiknya, dan tak menghalalkan semua cara demi kekuasaan.
Semoga gubernur Jakarta yang terpilih bisa menjalankan amanah dengan baik, sesuai dengan syariat agama, InshaAllah pak Allah selalu merahmatimu. Semoga ;")
God 😱 serius? Baru baca cerita yang beginian
BalasHapus